Dibuat sebagai bagian dari Tugas CGP Angakatan 4
Frainaldo Rizal Masut
SMPN 12 Kota Komba
Pendidikan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pembentukan SDM yang
handal dan bermutu. Melalui jalur pendidikan SDM dapat ditingkatkan dan menjadi
batu loncatan agar semua yang bergelut didalamnya dapat menjadi manusia yang
unggul dibidangnya dan mampu menjadi generasi – generasi baru yang mampu membangun
dirinya, keluarga dan bangsa. Selain itu pendikan juga diharapkan mampu
melahirkan generasi – generasi yang berbudi pekerti baik serta mampu mengikuti
perkembangan zaman dan peduli pada alam.
Sebagai guru, saya pribadi merupakan
salah satu keeping puzzle dari sekian
banyak kepingan lain yang membentuk satu gambar besar bertema pendidikan. Ini
membuat saya punya andil membentuk gambar yang lebih baik tentang pendidikan.
Ketika satu kepingan salah masuk susunan ataupun tersusun terbalik maka wajah
pendidikan seluruhnya jadi tak sempurna. Keping tersebut bisa jadi merupakan
cerminan dari peran saya sebelum melangkah lebih jauh didalam pendidikan CGP.
Beberapa bagian dari peran yang sudah saya lakoni masih jauh dari hal baru yang
bisa saya pelajari diawal pendidikan calon guru penggerak.
Harus diakui, meski banyak hal
positif yang sudah terpatri namun tetap masih ada nila setitik dua titik yang
membuat langkah kadang tersendat. Contoh kecilnya saat membelajarkan siswa
dikelas. Dalam pembelajaran pun berhubungan dengan siswa sering tidak
menunjukkan sikap dan respek yang cukup sebagai seorang guru, terkadang juga menggunakan
berbagai cara agar siswa mengikuti perintah, bahkan menggunakan sedikit nada
tinggi. Selain itu metode ceramah kadang menjadi senjata utama yang dianggap
sebagai satu – satunya cara agar bisa membelajarkan siswa dalam pembelajaran.
Setelah berjibaku dan bergulat selama
hampir tiga minggu dengan “LMS” ditambah modul dan tidak kalah pentingnya
pendampingan dari fasilitator, pengajar praktik, serta berbagi praktik baik bersama
mentor - mentor hebat, rasa bersalah mulai muncul dan mengubah paradigma saya tentang
arti pendidikan yang sesungguhnya dan bagaimana pendidikan yang seharusnya jika
dilihat dari sudut pandang sang maestro pendidikan Indonesia Kihajar Dewantara.
Inti sari yang terserap selama berproses membuat keangkuhan saya sebagai guru perlahan
mulai memudar.
Dalam pemikirannya pemilik nama
asli Raden Mas Soewardi Soerjadiningrat, menekankan pentingnya menuntun anak
mencapai kodratnya yang setinggi – tingginya, serta memperhatikan kodrat alam
dan zaman yang melingkupi sang anak. Kesabaran dan berani “menghamba” pada anak
adalah proses yang membuat anak merasa nyaman dan bisa belajar dengan tenang
disekolah. Pendidikan diarahkan untuk memusatkan perhatian pada siswa dan
segala yang dilakukan oleh elemen pendukung pendidikan muaranya adalah pada
kemuliaan siswa sebagai pusat pendidikan dan pembelajaran disekolah.
Budi pekerti dalam pemikiran Sang
Pendiri Taman Siswa ini merupakan unsur penting yang juga harus bertumbuh dan
berkembang pada diri anak. Menurut Pria hebat yang pernah diasingkan di Belanda
ini, budi pekerti merupakan perpaduan antara gerak, pikiran, perasaan, dan
kehendak sehingga menimbulkan tenaga. Harapannya adalah pendidikan tidak hanya
menyemai benih kognitif tapi juga benih kebaikan yang berkembang dan
menghasilkan didikan yang berbudi pekerti baik, berbudi luhur, dan berjiwa
pancasila.
Pemegang gelar Pahlawan nasional
Indonesia ini juga mempunyai semboyan Ing
ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani yang artinya dari belakang memberi dorongan,
ditengah menciptakan prakarsa, didepan memberikan teladan. Semboyan ini
mengingatkan kembali guru akan tugasnya yang merata disegala lini, Guru tidak
serta merta harus berada didepan namun juga harus bisa berada dibelakang dan
ditengah anak didiknya untuk memberikan yang terbaik bagi perkembangan mereka.
Setelah merenungi dan meresapi
intisari pemikiran Bapak Pendidikan ini saya pribadi merasa perlu secara
perlahan melakukan perbaikan dimulai dari diri saya. Beberapa hal yang bisa
saya buat diantaranya:pertama: Lebih sering menerapkan senyum, salam dan sapa
kepada siswa dilingkungan sekolah dan di masyarakat. Kedua: Mengingatkan siswa
berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran. Ketiga: Peduli dengan keadaan siswa,
dengan bertanya tentang kondisi serta mau menjadi teman diskusi siswa, dan
Keempat: Berusaha memberi waktu lebih kepada siswa untuk bekerja dalam kelompok
dan memberikan pujian kepada siswa yang sudah berusaha untuk menjawab
pertanyaan.
Komentar
Posting Komentar