Pelaksanaan ANBK (Assesmen Nasional Berbasis Komputer) yang di programkan oleh Kementerian Pendidikan diawal oktober yang akan datang menuai banyak pro dan Kontra. Hal ini dikarenakan adanya banyak kendala dan juga masalah yang muncul sebagai efek iringan dari pelaksanaannya di ranah sekolah. Masalah terbesar muncul saat sekolah yang tak punya amunisi memadai dipaksa untuk berperang dan harus berada di jalur tempur untuk melaksanakan ANBK. Segala daya dan upaya dikerahkan demi memaksimalkan dan memuluskan langkah pelaksanaan ANBK.
Namun terlepas dari semua masalah diatas tentunya pemerintah sudah memikirkan langkah - langkah antisipasi terutama untuk mengatasi 1001 masalah dari berbagai unit teknis daerah dengan tetek bengeknya. Berbagai langkah diambil, mulai dari mengizinkan penganggaran dana BOS untuk kegiatan ANBK, sampai pada mengizinkan sekolah untuk menumpang bus lain yang sudah "full AC" alias kesiapan perangkat komputernya sudah memadai.
Sebagai bagian dari pendidikan Indonesia, SMPN 12 Kota Komba tentu tak mau ketinggalan kereta dan wajib mengikuti segala arahan yang sudah diberikan sesuai garis komando. Toh, kebiajakan yang diambil tak mungkin membawa pendidikan ke jurang kehancuran. Kebiajakan diatas tentunya dibuat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berhulu pada proses dan akhirnya bermuara pada output yang siap pakai dan memiliki tingkat SDM yang diatas standar.
ANBK merupakan salah satu tolak ukur untuk melihat sejauh mana kualitas sekolah berdasarkan hasil capaian anak didiknya saat mengikuti ANBK. Asesmen ini tentunya bukan sebagai media pembanding apalagi media penghakiman terhadap kualitas sekolah namun lebih dari itu dapat digunakan sebagai dasar untuk memulai perang baru terhadap buta huruf dan aksara.
Perang kali itu tak lagi dangkal segala persiapan tentunya mulai dipikirkan dan harapannya kita terus pantang mundur untuk memajukan pendidikan Indonesia, demi anak didik kita dan demi kualitas kehidupan yang lebih baik bagi generasi penerus bangsa.
Komentar
Posting Komentar