Expo Pendidikan Manggarai Timur 2022 beberapa hari yang lalu dibuka oleh Bupati Manggarai Timur yang diwakili Sekda Manggarai Timur, Bonifasius Hasudungan pada Selasa (17/5/2022). Gebyar kegiatan ini terasa hangat di sekitaran lokasi Centra IKM, Borong bahkan seminggu sebelumnya sudah bergaung di sekolah- sekolah di Manggarai Timur.
Saya sendiri hadir dalam kegiatan
ini atas undangan dinas pendidikan dengan nomor 420/1004/PPO/V/2022 bertanggal 13 Mei 2022 yang disebar melalui
grup WA. Saya hadir di lokasi sekitar
pukul 07.50. Matahari pagi terasa hangat seolah-olah mengikuti irama semangat
para peserta kegiatan tersebut. Hampir semua yang hadir berpakaian adat Daerah
Manggarai yakni berkain songke, baju putih, dan bertopi Manggarai.
Acara diawali dengan penjemputan rombongan
pejabat daerah ini dengan tarian dalam iringan musik angklung. Hadir dalam
rombongan ini, Sekda Matim, Ketua DPRD Matim, Romo Vikep Borong, Kepala Dinas
PPO dan sejumlah pimpinan OPD Matim. Tentang para penari dalam penyambutan ini
saya tidak berhasil mendapat informasi. Maaf, tentang ini. Tapi yang jelas,
tampilan anak-anak ini cukup mantap dalam memainkan alat musik angklung. Berbusana
daerah yang apik, mereka tampil prima dalam
prosesi penjemputan ini.
Dalam semangat mengembangkan
literasi dan juga sebagai “oleh-oleh kecil” untuk sekolah, saya mencoba mengais
mutiara pembicaraan dari beberapa pembicara dalam kegiatan hari pertama ini.
Tentang judul tulisan ini, saya memakai
kata mengais karena saya menyadari kurang
mumpuninya saya dalam menyimak informasi secara lengkap dan sempurna apalagi
dalam suasana semeriah Expo Pendidikan ini. Sementara saya sendiri sadari betul
bahwa pembicaraan dalam kegiatan ini adalah mutiara yang sangat berharga dalam pengembangan dunia pendidikan
Manggarai Timur ini.
Dalam keadaan yang demikian, saya
tetap berusaha semampu saya. Untuk itu, saya akan menampilkan
pemikiran-pemikiran itu yang coba saya kompilasi juga dari sumber lain yang
relevan.
Berikut lengkapnya…….
Sekda Manggarai Timur dalam membacakan sambutan Bupati Manggarai
Timur mengapresiasi kerja Dinas PPO sambil berharap akan tercapainya misi mewujudkan
profil pelajar Pancasila dengan ciri karakter berikut.
1.
Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia
Menjadi ciri pertama Pelajar
Pancasila adalah memiliki spiritualitas yang tinggi. Pelajar Pancasila juga
diharapkan memiliki akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam,
serta akhlak dalam bernegara.
Hal ini berarti Pelajar
Pancasila yang juga adalah warga Negara itu mampu dan tangguh menerapkan
nilai-nilai positif dalam kehidupannya sehari-hari.
2.
Berkebinekaan Global
Pelajar Pancasila dituntut untuk tangguh memperjuangkan kebhinekaan dalam
peradaban sebagai bangsa Indonesia dan di tengah interaksi dengan bangsa-bangsa
lain di dunia global ini. Pelajar Pancasila dituntut untuk berpikiran terbuka
tetapi tetap bisa mempertahankan budaya luhur bangsa Indonesia.
3.
Gotong Royong
Gotong royong merupakan nilai yang dijunjung oleh bangsa Indonesia sampai
saat ini. Oleh karena itu, Pelajar Pancasila harus tangguh mempertahankan nilai
ini. Apalagi nilai gotong royong diyakini bisa mendorong adanya kolaborasi dan
kepedulian pada sesama dan lingkungan sekitar.
4.
Mandiri
Untuk melakoni hidup ini secara sukses dibutuhkan sebuah sikap mandiri.
Mandiri dalam menjalankan tugas harian tanpa ada unsur paksaan atau adanya
pengawasan dari pihak luar. Untuk ini diperlukan sebuah kesadaran dari dalam
diri pribadi terhadap semua tuntutan hidup yang dihadapi oleh setiap individu.
5.
Bernalar Kritis
Untuk menghadapi kompetisi
global di masa mendatang, dibutuhkan kemampuan bernalar kritis. Kemampuan ini
bersifat kompleks karena dibutuhkan sebuah cara pikir objektif untuk
menghubungkan semua informasi, mempertimbangkan dari semua sisi, menganalisa
informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Dengan begitu, diharapkan pelajar
akan mampu mengambil keputusan yang tepat.
6.
Kreatif
Kreativitas yang tinggi hendaknya melahirkan sebuah inovasi.
Sebuah inovasi diharapkan akan bermakna,
bermanfaat, dan membawa dampak positif bagi masyarakat. Pelajar Pancasila akan
dapat mengasah kreativitas dengan menerapkan pemikiran kritis yang kemudian
diolah menjadi inovasi baru. Inovasi baru akan menjadi hal unik yang bisa
menjadi tanda kita bisa bersaing dalam peradaban global.
Pemikiran para pembicara lain seperti Ketua DPRD Manggarai Timur, Romo Vikep, Ibu Popi dari USA dan Bang Bili, serta Pak Viki Ambi dari UGM diharapkan akan diturunkan pada bagian berikut dari tulisan ini.
Selamat membaca, salam literasi……………..
Komentar
Posting Komentar