Mengais Mutiara Pemikiran dari Expo Pendidikan Manggarai Timur (Bagian Kedua)

Setelah bagian pertama saya menurunkan tulisan dalam judul yang sama, kali ini saya akan mengais pemikiran para pembicara lain dalam Expo Pendidikan Manggarai Timur 2022.

Saya mencoba menghadirkan kembali pemikiran-pemikiran yang disampaikan oleh para pembicara pada hari pertama kegiatan Expo Pendidikan Manggarai Timur yang berlangsung di Borong pada Selasa (17 Mei 2022)

Pembicara berikut tampil dari luar arena Expo yakni ibu Popy Rufaidah,Ph.D (Atase Pendidikan dan Kebudayaan, KBRI Washington, D.C dari USA. Walau beberapa saat pembicaraan agak terganggu karena jaringan, acara yang dipandu apik oleh Bapak Viktor Ling ini berjalan cukup lancar. Tentang identitas pembicara dari USA ini saya mendapat informasi lengkap dari Sekretaris Dinas PPO Manggarai Timur, Bapak Rifinus Hijau melalui WA.

Dalam pemaparannya Ibu Popy menekankan pentingnya beberapa hal berikut:

Pertama: Aksesibilitas

Untuk menguraikan pemikiran yang disampaikan secara padat ini, saya berusaha mencari sumber lain yang relevan. Aksesibiltas dalam memperoleh pendidikan bagi anak-anak Indonesia masih menjadi persoalan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016 menyebut, hingga tahun 2015 angka partisipasi kasar (APK) jenjang sekolah menengah/sederajat masih di bawah 80 persen. Menurut Novrian Satria Perdana, M.E dari Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Balitbang-Kemdikbud, ini mengindikasikan partisipasi mengakses pendidikan masih kurang. (Sumber: https://www.kompasiana.com) Hemat saya, ini berarti dibutuhkan politik kebijakan daerah yang bisa diambil oleh para pemimpin untuk mengatasi persoalan ini.

Kedua: Fleksibilitas

Pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap berbagai bidang kehidupan khususnya bidang pendidikan. Akibatnya, pendidikan Indonesia pun dihadapkan dengan situasi baru akibat dari dampak pandemi Covid-19. Berhadapan dengan ini, mau atau tidak dibutuhkan prinsip fleksibilitas dalam kebijakan. Hal ini  sudah dijalankan secara bijaksana oleh kementerian pendidikan yakni fleksibel menggunakan kurikulum, mulai dari kurikulum darurat, prototype, dan sekarang kurikulum merdeka.

Ketiga: Informatif

Batas-batas geografis yang menghalangi kita untuk berinteraksi dengan dunia global sudah semakin tipis bahkan cenderung tidak ada lagi. Akses ke dunia global pun menjadi sangat mudah, efisien, dan fleksibel. Hal ini akan berdampak pada dunia pendidikan pada khususnya dan dunia pada umumnya. Pengaruh positifnya adalah orang dipermudah untuk memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber. Apabila tidak diikuti dengan regulasi yang baik akan mendatang pengaruh negatif juga bagi dunia pendidikan. Hal penting lainya yang sangat dibutuhkan menghadapi era keterbukaan ini adalah kepribadian yang tangguh. Kepribadian tangguh mampu memfilter diri dari pengaruh negatif yang ada.

Keempat: Keterbukaan

Keterbukaan adalah hal mutlat dibutuhkan untuk sebuah kemajuan. Bersikap terbuka terhadap semua hal adalah pintu masuk menuju sebuah kemajuan itu sendiri. Namun, hal ini bisa menimbulkan kerentanan tertentu terutama pada generasi muda. Dibutuhkan akhlak dan karakter tangguh menghadapai era ini. Oleh karena itu, dalam Kurikulum Merdeka tentang akhlat dan karakter ini mendapat tempat yang istimewa seperti yang sudah dipaparkan pada bagian pertama tulisan ini.

Inilah empat hal yang disoroto oleh Ibu Popy Rufaidah,Ph.D (Atase Pendidikan dan Kebudayaan, KBRI Washington, D.C dari USA)

Semetara Ketua DPRD Manggarai Timur, Heremias Dupa menyampaikan komitmen yang kuat dari DPRD Manggarai Timur tentang kebijakan penganggaran. Menurut politikus PAN ini, selama ini anggaran untuk bidang pendidikan selalu di atas 20 persen dari APBD Manggarai Timur.

Beliau yang tampil sederhana ini juga mengharapkan konsep pendidikan hendaknya memerdekakan semua elemen dalam bidang ini. Jadi, bukan kurikulum saja yang merdeka, tetapi siswa, dan terlebih guru juga harus merdeka. Harapan lain dari beliau adalah hendaknya dalam praktiknya konsep nasionalisme juga bisa mengedepankan aspek lokalnya.

Tampil dari luar arena Expo, Staf khusus Presiden Gugus Inovasi, Bang Billy Mambrasar, menyoroti beberapa hal.

Pertama: Sampai saat ini Manggarai Timur belum ada Perguruan Tinggi padahal banyak jumlah tamatan SMA yang keluar daerah untuk kuliah. Sepertinya Bang Billy, demikian sapaan oleh moderator hari itu, memberikan sebuah tantangan kepada Pemda Manggarai Timur untuk memikirkan hal itu. Semoga saja sentilan Bang Billy ini bisa menjadi kenyataan di kemudian hari.

Kedua: Untuk generasi muda terutama tamatan Perguruan Tinggi hendaknya berpegang pada paradigma baru. Tamatan Perguruan Tinggi bukan semata-mata untuk menjadi PNS, tetapi diharapkan bisa menjadi entrepreneur muda yang tangguh menghadapi era globalisasi ini. Dengan demikian PAD daerah bisa ditingkatkan dari sektor-sektor terobosan kaum milenial ini.

Pembicara lain dari luar arena Expo adalah Pak Viki Ambi. Sebagai putra asli Mangggarai Timur, beliau mengakui bahwa para pengambil kebijakan sekarang adalah produk dari kurikulum yang berbeda-beda. Beliau menyoroti, merdeka dalam belajar adalah sebuah proses, tetapi sebenarnya merdeka itu sendiri adalah sebuah tujuan. Belajar itu sendiri bertujuan memerdekakan setiap orang dari kebodohan dan ketertinggalan dalam berbagai aspek kehidupan.

Sementara itu, Vikep Borong, Romo Simon Nama, Pr. menyoroti peran gereja Katolik yang sudah memberikan andil besar dalam bidang pendidikan. Gereja Katolik sudah hadir sejak tahun 1911 dengan mendirikan sekolah di Labuan Bajo dan Reo. Oleh karena itu, beliau sangat mengharapkan kerja sama pihak pemerintah dan pihak gereja perlu ditingkatkan. Beliau juga menyoroti peran guru yang sangat sentral dalam pendidikan anak. Pimpinan Gereja Katolik Kevikepan Borong ini juga mengajak semua pihak untuk memandang  panggilan menjadi guru adalah sebuah panggilan suci.

Demikian “oleh-oleh kecil” yang bisa saya bagikan kepada segenap civitas SMPN 12 Kota Komba. Semoga tulisan ini bisa sedikit memberi dorongan untuk meningkatkan kegiatan literasi di sekolah kita.

Semoga

Salam literasi……………


Tim SMPN 12 Kota Komba

Komentar